Quick Notice

Hemodialisis, ’Ginjal Buatan’ bagi Penderita GGK

Jumat, 30 April 2010 | sella aulia

Pada dasarnya ginjal berfungsi sebagai tempat membersihkan darah dan berbagai zat hasil metabolisme dan racun. Sampah tubuh tersebut lalu diubah menjadi air seni (urine). Ginjal juga berfungsi menjaga keseimbangan dan mengatur konsentrasi dan komposisi cairan tubuh, mempertahankan volume dan tekanan darah, mengatur keadaan kalsium, dan menghasilkan hormon seperti erythropoetin, renin, dan vitamin D aktif.

Banyak penyebab yang dapat membuat fungsi ginjal tidak berjalan dengan baik. Penyebab itu misalnya komplikasi penyakit sistemik seperti kencing manis, hipertensi, lupus dan penyakit
lainnya. Komplikasi itu semua, dapat menyebabkan penyakit ginjal bahkan Gagal Ginjal Kronik (GGK). Penyakit ini menyebabkan keadaan di mana kedua ginjal sudah tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Bila seseorang memiliki fungsi ginjal kurang dari 15 persen, ia harus dipersiapkan untuk menjalani terapi guna mengganti fungsi ginjal.

Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang paling banyak dipilih oleh para penderita gagal ginjal kronik. Pada prinsipnya terapi hemodialisis adalah untuk menggantikan kerja dari ginjal yaitu menyaring dan membuang sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan, membantu menyeimbangkan unsur kimiawi dalam tubuh serta membantu menjaga tekanan darah. Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Rata- rata manusia mempunyai sekitar 5,6 sampai dengan 6,8 liter darah, dan selama proses hemodialisa hanya sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh.

Dialyzer merupakan kunci utama dalam proses hemodialisa. Disebut sebagai ginjal buatan (artificial kidney) karena yang dilakukan oleh dialyzer sebagian besar dikerjakan oleh ginjal kita yang normal. Dialyzer ini, berbentuk silinder dengan panjang rata-rata 30 cm dan diameter 7 cm dan didalamnya terdapat ribuan filter yang sangat kecil. Dialyzer terdiri dari 2 kompartemen masing-masing untuk cairan dialysate dan darah. Kedua kompartemen tersebut dipisahkan oleh membran semipermiabel yang mencegah cairan dialysate dan darah bercampur jadi satu. Membran semipermiabel mempunyai lubang-lubang sangat kecil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop sehingga hanya substansi tertentu seperti racun dan kelebihan cairan dalam yang dapat lewat. Sedangkan sel-sel darah tetap berada dalam darah.

Pada saat proses hemodialisa penderita akan selalu melihat 2 jerigen yang berada di depan mesin HD. Jerigen tersebut berisi cairan dialysate dan bicarbonate. Cairan dialysate berisi elektrolit dan mineral yang selain membantu proses pembuangan racun dalam tubuh juga membantu menjaga kadar elektrolit dan mineral dalam tubuh. Bersama dengan cairan bicarbonat cairan dialysate tersebut dicampur di dalam mesin dengan bantuan air murni olahan yang menggunakan teknologi reverse osmosis. Baik cairan dialysate yang telah dicampur dan darah bersama sama (tapi tidak bercampur satu dengan lainnya) menuju ke dialyzer dimana proses penyaring racun-racun dilakukan. Racun tersebut kemudian dibawa keluar bersama cairan dialysate untuk dibuang lewat saluran pembuangan.

Tags: | 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar